Pages

Jumat, 31 Mei 2013

Introduction

Oncee upon a time *wueiidjaaan*, tepatnya 26 Mei 1989 terlahir jebroot, makjruooot dari rahim seorang Ibu , seorang anak nan imut, lucu, manis dan menggemaskan.

Dengan sifatnya yg ngegemesin banget dijamin membuat siapa aja yg ngeliat, nafsu pingin nonjok, menginjak-injak serta meludahi pasti berkobar.
Siapa dia ?!

Dia bernama Aringga Kurnia Alam Kusuma atau yang sering disapa Angga.


Dimana kala itu kakekku masih mampu salto, berguling-guling, dan loncat tinggi kemudian terjun dengan kepala lebih dulu.

Dijaman itu orang mandi masih pake sabun, gak seperti masa kini, ada yang Mandi Salju, Mandi Bola bahkan yang lebih yahuut adalah Mandi Keringat (gak kebayang apa jadinya ?)

Serta di era tersebut orang masih Jalan Kaki, tidak seperti sekarang ada yang Jalan Sehat, Jalan Santai, bahkan ada Jalan Raya

Muqodimah diatas adalah celoteh ngawur, yang pasti bikin pembaca berfikir bahwa admin blog ini kepalanya habis terbentur jadinya kalo nulis sambil tidur disertai nglindur makanya ceritanya jadi nglantur serta melenceng dari jalur.

#Iseng Ngelantur Depan Meja Kerja..........

Selasa, 02 April 2013

Orangtua Hebat


Ada seorang anak yang bertanya pada ibunya, “Ibu, temanku tadi cerita kalau ibunya selalu membiarkan tangannya sendiri digigit nyamuk sampai nyamuk itu kenyang supaya ia tak menggigit temanku. Apa ibu juga akan berbuat yang sama?”

Sang ibu tertawa dan menjawab terus terang, “Tidak. Tapi, Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam supaya tidak sempat menggigit kamu atau keluarga kita.”
Mendengar jawaban itu, si anak tersenyum. “Terus Bu, aku waktu itu pernah dengar cerita ada ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Kalau ibu bagaimana?” Kali ini sang Ibu menjawab dengan suara lebih tegas, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan sampai kenyang.” Si anak kembali tersenyum, dan lalu memeluk ibunya dengan penuh sayang. “Makasih, Ibu.

Aku bisa selalu bersandar pada Ibu.” Sembari mengusap-usap rambut anaknya, sang Ibu membalas, “Tidak, Nak! Tapi Ibu akan mendidikmu supaya bisa berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, agar kamu nantinya tidak sampai jatuh tersungkur ketika Ibu sudah tidak ada lagi di sisimu. Karena tidak selamanya ibu bisa mendampingimu
.”

Ada berapa banyak orangtua di antara kita yang sering kali merasa rela berkorban diri demi sang buah hati? Tidak sadarkah kita bahwa sikap seperti itu bisa menumpulkan mental pemberani si anak?

Jadi, adalah bijak bila semua orangtua tidak hanya menjadikan dirinya tempat bersandar bagi buah hati mereka, melainkan juga membuat sandaran itu tidak lagi diperlukan di kemudian hari. Adalah bijak jika para orangtua membentuk anak-anaknya sebagai pribadi mandiri kelak di saat orangtua itu sendiri tidak bisa lagi mendampingi anak-anaknya di dunia.

Selasa, 26 Maret 2013

Salam Sukses...

Joni dan Edi sama-sama diterima di sebuah prusahaan distribusi sebagai salesman setelah lulus. Mereka berdua bekerja keras. Dua tahun kemudian bos Chandra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor sedangkan Joni tetap saja menjadi Salesman.

Suatu hari Joni tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada bos Chandra. Alasan Joni perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yg pandai menjilat bos saja yang bisa naik.

Bos Chandra tahu bahwa Joni pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joni apa beda dia dengan Edi maka ia memberikan satu tugas kepada Joni. Ia meminta Joni untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor. Saat Joni kembali, bos Chandra bertanya: “Sudah kau temukan Jon?” “Sudah pak” jawab Joni. “Berapa harga semangkanya?” tanya Bos Chandra. Joni pergi ke pasar lagi utk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Chandra dan berkata: “ Rp 1000 per kg pak.”

Bos Chandra berkata kepada Joni bahwa sekarang dia akan memberi perintah yg sama kepada Edi.

Edi ke pasar dan setelah kembali menghadap ke bos Chandra. Edi melapor kepada bos Chandra: “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar dan isinya merah jingga, kualitasnya bagus.”

Joni sangat terkesan dengan laporan Edi dan memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.

Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak dan mengerti lebih mendalam. Untuk alasan yang sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan sedangkan yg tidak sukses hanya melihat esok hari saja. Perbedaan antara 1 hari dan 1 tahun adalah 365 kali lipat. How could you win? Semoga memberi inspirasi untuk menjadi lebih sukses!

Sukses.... Semangat....!!!

Santun....

Jumat, 15 Maret 2013

Menjadi Kaya untuk Hidup Miskin

Menjadi Kaya Agar Hidup Seperti Miskin [shnews]
Cerita ini dimulai di sebuah pantai, di sebuah dusun nelayan. Pada suatu hari menjelang waktu makan siang seorang turis dari Amerika memperhatikan para nelayan pulang dan menurunkan hasil tangkapan ikan mereka. Para nelayan itu kemudian bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Lalu turis Amerika itu bertanya kepada salah satu nelayan, “Oh Tuan, kalau tidak keberatan, bolehkan saya bertanya apa yang anda lakukan?” Nelayan itu menjawab, “Tuan, saya baru pulang dari melaut, saya senang karena hasil tangkapan ikan hari ini bisa untuk membayar kebutuhan hidup kami. Jadi saya sekarang akan pulang dan makan siang dengan istri saya. Setelah makan siang saya akan tidur siang  dan sore harinya nanti akan bermain dengan anak-anak saya. Kemudian pada petang hari setelah makan malam, mungkin saya akan ke warung, bermain gitar serta minum-minum santai bersama beberapa teman. Sungguh menyenangkan sekali.

Turis Amerika itu kemudian berkata, “Tuan, apabila tidak keberatan saya ingin memberikan sedikit saran. Saya adalah profesor pengajar mata kuliah bisnis di sebuah Universitas yang terkenal di Amerika, saat ini saya sedang berlibur. Saya ingin memberikan saran untuk menolong Anda. Bagaimana kalau Anda pergi melaut lagi sehabis makan siang nanti? Maka Anda dapat menangkap ikan yang jumlahnya dua kali lipat dari biasanya. Anda bisa mendapat lebih banyak uang. Dengan uang itu dalam beberapa bulan Anda bisa menggaji pegawai dan menambah sebuah perahu lagi, sehingga jumlah ikan yang Anda tangkap menjadi empat kali lipat.” “Dengan cara seperti ini dalam kurun waktu 5 atau 6 tahun Anda bisa menjadi juragan besar pemilik armada berpuluh-puluh perahu nelayan. Setelah itu anda bisa memindahkan kantor perusahaan Anda ke sebuah kota besar dan melebarkan sayap usaha Anda ke bidang-bidang bisnis lainnya. Sebagai seorang Direktur dari perusahaan besar, Anda bisa mengambil gaji besar. Kemudian daftarkan perusahaan Anda pada bursa saham dan ‘go public’ untuk menjaring modal yang lebih banyak lagi. Kemudian Anda beli kembali saham Anda sehingga harganya semakin naik agar nantinya bisa menjual semua saham Anda dengan harga yang lebih tinggi. Setelah itu Anda bisa pensiun dengan nyaman.”

“Dalam tempo lima puluh tahun Anda pasti akan pensiun sebagai seorang milyarder kaya raya, saya jamin itu karena saya seorang professor mata kuliah dan sangat paham dengan urusan ini.” Nelayan tersebut mendengarkan dengan sangat seksama dan penuh rasa hormat. Di akhir pemaparan professor itu, dia lalu bertanya, “Tapi Tuan, apa yang akan saya lakukan dengan uang yang sangat banyak nanti?” Professor Amerika tertegun untuk beberapa saat, anehnya professor ini tidak pernah memikirkan rencana bisnisnya sampai sejauh ini. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikirannya adalah bagaimana cara untuk menghasilkan lebih banyak uang, tapi tidak pernah terpikir olehnya untuk apa uang tersebut akan digunakan.
Professor itu kemudian menjawab, “Dengan uang itu nanti Tuan bisa pensiun, santai. Mungkin bisa liburan di kampung nelayan yang tenang dan nyaman, seperti kampung ini contohnya. Anda bisa membeli perahu kecil dan pergi menangkap ikan untuk bersenang-senang di pagi hari dan pulang di siang hari untuk makan siang bersama istri Anda. Kemudian Anda bisa tidur siang dan bermalas-malasan atau bermain dengan anak-anak. Petang harinya Anda bebas pergi ke warung dan bersenang-senang dengan teman Anda.”

Nelayan tersebut menjawab “Tapi Tuan, bukankah itu semuanya seperti yang sudah saya lakukan saat ini?” Professor itu kemudian terdiam dan kehilangan kata-katanya.

Seringkali itulah yang terjadi, banyak orang ingin menjadi kaya raya agar mereka dapat hidup seperti orang miskin