Pages

Selasa, 01 April 2014

Kenapa harus jadi pegawai negeri?

Ceritanya Seorang Ayah sedang pusing tidak kepalang. Bagaimana tidak, anak laki-lakinya yang sulung yang menjadi tumpuan cita-citanya menolak untuk jadi pengusaha. Anaknya bersikeras ingin jadi pegawai negeri. Alasannya sederhana menjadi pengusaha penuh resiko dan melelahkan, sementara jadi pegawai negeri kerjanya santai, uangnya pasti (meski tidak kerja serius dan sering bolospun gaji tidak berkurang), terus waktu tua dapat jaminan.
Bapaknya marah besar dengan alasan tersebut.
“Bapak ini pegawai negeri tapi bapak tidak bekerja dengan alasan seperti kamu.”, demikian suara keras sang Ayah.
“Bapak mengabdikan diri pada negeri ini meski bapak sering merasa asing di negeri sendiri…Bapak sering merasa tolol diantara para pemeras rakyat yang sah dimata hukum. Jadi pengusaha itu lebih mulya, kamu bisa membantu memberi nafkah orang lain…”. Bentak bapak.
Si anak diam tidak menjawab dalam ketakutannya.
Karena dimarahi bapaknya, si anak kabur dari rumah.
Seminggu tidak ditemukan. Bapak masygul mencari anaknya kesana kemari. Di minggu kedua nenek si anak telepon bahwa cucunya baik-baik saja ada di rumah neneknya.
Mendengar kabar tersebut, bapak langsung datang ke rumah ibunya. Setelah bertemu anaknya terjadilah dialog dari hati kehati antara bapak dan anak.
Mengapa kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, nak?
Di negeri ini jadi pengusaha susah, Pak, banyak birokrasi, mendingan saya jadi birokratnya aja…Hidup lebih enak demikian
Kalau kamu memang ingin kerja mengapa tidak di perusahaan swasta?
Bagaimana saya bisa tenang kerja di perusahaan swasta, sementara pemerintahnya saja sering mempersulit pengusaha swasta kecuali orang-orang yang dekat dengan pemerintahan?
Anaknya terus memberikan jawaban-jawaban skeptis.
Baiklah anaku, kalau memang itu keputusan kamu sekarang ikutlah denganku
Lalu si bapak membawa anaknya jalan-jalan memasuki perkampungan. Di perkampungan bapaknya menunjuk beberapa rumah paling sederhana, memang seluruh kampung tersebut rumahnya mayoritas sederhana.
Kalau kamu bersikeras ingin jadi pegawai negeri, datanglah kamu ke lima rumah itu nak, dan mintalah sepuluh ribu rupiah tiap rumahnya lalu kamu bilang bulan depan kamu akan kembali lagi dan akan minta uang dengan jumlah yang sama.
Anaknya kebingungan dengan perkataan bapaknya. Bagaimana tidak, dia disuruh mengemis pada penduduk yang hanya untuk makanpun mereka kesulitan. Anaknya tidak mau menuruti perintah bapaknya, dia tetap diam.
Bapaknya kembali berkata dengan membentak. Cepatlah kamu pergi meminta uang pada mereka, nak!! Bukankah kamu ingin jadi pegawai negeri?
Anaknya tetap diam dan matanya mulai berkaca.
Bapak…bagaimana mungkin aku mengemis pada mereka, sementara mereka untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja merasa kesulitan?
Bapaknya kembali memaksa. Cepatlah kamu pergi dan mintalah uang pada mereka!!!
Kali ini anaknya menangis. Aku tidak bisa, pakAku lebih baik bekerja dengan keras dan meneteskan keringat ini daripada aku harus meminta uang pada mereka…, sambil meneteskan airmata.
Bapaknya kembali berkata, kali ini dengan suara lembut dan bijak… Anakku..Negeri kita tercinta ini sedang sakit, kalau kamu jadi pegawai negeri hanya dengan alasan bekerja santai dan mendapatkan uang dengan pasti, kamu hanya akan menambah beban negeri ini. Beban rakyat yang hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya saja mereka merasa kesulitan. Gaji pegawai negeri itu didapat dari rakyat yang miskin ini nak…. Lebih baik kamu jadi pengusaha dengan meneteskan keringat kamu sendiri untuk menafkahi keluarga kamu. Walaupun jadi pengusaha sangat kecil sekalipun tidak apa, itu jauh lebih mulia dari pada kamu mengemis uang pada rakyat yang miskin ini”….
Sang anak tertegun dan mengangguk.
***
Tulisan diatas, bukan hasil karyaku. Hanya kupindahkan saja ke sini, dari email yang kuterima beberapa waktu lalu, dari yang menamakan dirinya admin NOMOR 1.
Lalu kenapa aku memindahkan tulisan itu ke sini? apakah karena aku setuju pada inti dari tulisan itu? Tidak!
Aku memasangnya di sini bukan karena aku setuju bahwa menjadi pegawai negeri adalah pekerjaan yang memeras rakyat! namun itu hak mereka. Aku tetap menghargai opini itu meski aku tak setuju.
Menurutku, pekerjaan ini sama mulianya dengan pekerjaan lain. Menjadi pegawai negeri -sebagaimana profesi lainnya di negeri ini- tak akan pernah menghalangiku untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi masyarakat! Semua kembali kepada kita masing-masing.
Oya, ada satu hal yang kusetujui dari tulisan diatas, yaitu pekerjaan apapun harus dimulai dengan niat yang baik. Memilih menjadi pegawai negeri karena itu pekerjaan santai yang bisa dijalani dengan mudah sambil menunggu waktu menggunakan jaminan hari tua, itu adalah niat awal yang salah!
Sekali lagi ini opiniku, tidak sama dengan opini penulis renungan itu. Bagaimana opinimu, teman?

Jumat, 31 Mei 2013

Introduction

Oncee upon a time *wueiidjaaan*, tepatnya 26 Mei 1989 terlahir jebroot, makjruooot dari rahim seorang Ibu , seorang anak nan imut, lucu, manis dan menggemaskan.

Dengan sifatnya yg ngegemesin banget dijamin membuat siapa aja yg ngeliat, nafsu pingin nonjok, menginjak-injak serta meludahi pasti berkobar.
Siapa dia ?!

Dia bernama Aringga Kurnia Alam Kusuma atau yang sering disapa Angga.


Dimana kala itu kakekku masih mampu salto, berguling-guling, dan loncat tinggi kemudian terjun dengan kepala lebih dulu.

Dijaman itu orang mandi masih pake sabun, gak seperti masa kini, ada yang Mandi Salju, Mandi Bola bahkan yang lebih yahuut adalah Mandi Keringat (gak kebayang apa jadinya ?)

Serta di era tersebut orang masih Jalan Kaki, tidak seperti sekarang ada yang Jalan Sehat, Jalan Santai, bahkan ada Jalan Raya

Muqodimah diatas adalah celoteh ngawur, yang pasti bikin pembaca berfikir bahwa admin blog ini kepalanya habis terbentur jadinya kalo nulis sambil tidur disertai nglindur makanya ceritanya jadi nglantur serta melenceng dari jalur.

#Iseng Ngelantur Depan Meja Kerja..........

Selasa, 02 April 2013

Orangtua Hebat


Ada seorang anak yang bertanya pada ibunya, “Ibu, temanku tadi cerita kalau ibunya selalu membiarkan tangannya sendiri digigit nyamuk sampai nyamuk itu kenyang supaya ia tak menggigit temanku. Apa ibu juga akan berbuat yang sama?”

Sang ibu tertawa dan menjawab terus terang, “Tidak. Tapi, Ibu akan mengejar setiap nyamuk sepanjang malam supaya tidak sempat menggigit kamu atau keluarga kita.”
Mendengar jawaban itu, si anak tersenyum. “Terus Bu, aku waktu itu pernah dengar cerita ada ibu yang rela tidak makan supaya anak-anaknya bisa makan kenyang. Kalau ibu bagaimana?” Kali ini sang Ibu menjawab dengan suara lebih tegas, “Ibu akan bekerja keras agar kita semua bisa makan sampai kenyang.” Si anak kembali tersenyum, dan lalu memeluk ibunya dengan penuh sayang. “Makasih, Ibu.

Aku bisa selalu bersandar pada Ibu.” Sembari mengusap-usap rambut anaknya, sang Ibu membalas, “Tidak, Nak! Tapi Ibu akan mendidikmu supaya bisa berdiri kokoh di atas kakimu sendiri, agar kamu nantinya tidak sampai jatuh tersungkur ketika Ibu sudah tidak ada lagi di sisimu. Karena tidak selamanya ibu bisa mendampingimu
.”

Ada berapa banyak orangtua di antara kita yang sering kali merasa rela berkorban diri demi sang buah hati? Tidak sadarkah kita bahwa sikap seperti itu bisa menumpulkan mental pemberani si anak?

Jadi, adalah bijak bila semua orangtua tidak hanya menjadikan dirinya tempat bersandar bagi buah hati mereka, melainkan juga membuat sandaran itu tidak lagi diperlukan di kemudian hari. Adalah bijak jika para orangtua membentuk anak-anaknya sebagai pribadi mandiri kelak di saat orangtua itu sendiri tidak bisa lagi mendampingi anak-anaknya di dunia.

Selasa, 26 Maret 2013

Salam Sukses...

Joni dan Edi sama-sama diterima di sebuah prusahaan distribusi sebagai salesman setelah lulus. Mereka berdua bekerja keras. Dua tahun kemudian bos Chandra mengangkat Edi menjadi Sales Supervisor sedangkan Joni tetap saja menjadi Salesman.

Suatu hari Joni tidak tahan lagi dan mengajukan pengunduran dirinya kepada bos Chandra. Alasan Joni perusahaan ini tidak memperhatikan orang yang bekerja keras, hanya orang yg pandai menjilat bos saja yang bisa naik.

Bos Chandra tahu bahwa Joni pekerja keras tetapi untuk menyadarkan Joni apa beda dia dengan Edi maka ia memberikan satu tugas kepada Joni. Ia meminta Joni untuk menemukan seorang pedagang semangka di pasar dekat kantor. Saat Joni kembali, bos Chandra bertanya: “Sudah kau temukan Jon?” “Sudah pak” jawab Joni. “Berapa harga semangkanya?” tanya Bos Chandra. Joni pergi ke pasar lagi utk menanyakan harga semangka lalu kembali menghadap bos Chandra dan berkata: “ Rp 1000 per kg pak.”

Bos Chandra berkata kepada Joni bahwa sekarang dia akan memberi perintah yg sama kepada Edi.

Edi ke pasar dan setelah kembali menghadap ke bos Chandra. Edi melapor kepada bos Chandra: “Di pasar hanya ada 1 pedagang semangka, harga semangka Rp 1000 per kg, kalau beli 100 kg hanya Rp 800 per kg nya,- ia mempunyai stok 324 biji, yang 32 dipajang di counternya. Semangka didatangkan dari Indramayu 2 hari yang lalu, warnanya hijau segar dan isinya merah jingga, kualitasnya bagus.”

Joni sangat terkesan dengan laporan Edi dan memutuskan untuk tidak jadi mengundurkan diri tetapi akan belajar lebih banyak dari Edi.

Seorang yang lebih sukses meneliti lebih banyak, berpikir lebih banyak dan mengerti lebih mendalam. Untuk alasan yang sama seorang yang lebih sukses melihat beberapa tahun ke depan sedangkan yg tidak sukses hanya melihat esok hari saja. Perbedaan antara 1 hari dan 1 tahun adalah 365 kali lipat. How could you win? Semoga memberi inspirasi untuk menjadi lebih sukses!

Sukses.... Semangat....!!!

Santun....

Jumat, 15 Maret 2013

Menjadi Kaya untuk Hidup Miskin

Menjadi Kaya Agar Hidup Seperti Miskin [shnews]
Cerita ini dimulai di sebuah pantai, di sebuah dusun nelayan. Pada suatu hari menjelang waktu makan siang seorang turis dari Amerika memperhatikan para nelayan pulang dan menurunkan hasil tangkapan ikan mereka. Para nelayan itu kemudian bersiap-siap untuk pulang ke rumah.

Lalu turis Amerika itu bertanya kepada salah satu nelayan, “Oh Tuan, kalau tidak keberatan, bolehkan saya bertanya apa yang anda lakukan?” Nelayan itu menjawab, “Tuan, saya baru pulang dari melaut, saya senang karena hasil tangkapan ikan hari ini bisa untuk membayar kebutuhan hidup kami. Jadi saya sekarang akan pulang dan makan siang dengan istri saya. Setelah makan siang saya akan tidur siang  dan sore harinya nanti akan bermain dengan anak-anak saya. Kemudian pada petang hari setelah makan malam, mungkin saya akan ke warung, bermain gitar serta minum-minum santai bersama beberapa teman. Sungguh menyenangkan sekali.

Turis Amerika itu kemudian berkata, “Tuan, apabila tidak keberatan saya ingin memberikan sedikit saran. Saya adalah profesor pengajar mata kuliah bisnis di sebuah Universitas yang terkenal di Amerika, saat ini saya sedang berlibur. Saya ingin memberikan saran untuk menolong Anda. Bagaimana kalau Anda pergi melaut lagi sehabis makan siang nanti? Maka Anda dapat menangkap ikan yang jumlahnya dua kali lipat dari biasanya. Anda bisa mendapat lebih banyak uang. Dengan uang itu dalam beberapa bulan Anda bisa menggaji pegawai dan menambah sebuah perahu lagi, sehingga jumlah ikan yang Anda tangkap menjadi empat kali lipat.” “Dengan cara seperti ini dalam kurun waktu 5 atau 6 tahun Anda bisa menjadi juragan besar pemilik armada berpuluh-puluh perahu nelayan. Setelah itu anda bisa memindahkan kantor perusahaan Anda ke sebuah kota besar dan melebarkan sayap usaha Anda ke bidang-bidang bisnis lainnya. Sebagai seorang Direktur dari perusahaan besar, Anda bisa mengambil gaji besar. Kemudian daftarkan perusahaan Anda pada bursa saham dan ‘go public’ untuk menjaring modal yang lebih banyak lagi. Kemudian Anda beli kembali saham Anda sehingga harganya semakin naik agar nantinya bisa menjual semua saham Anda dengan harga yang lebih tinggi. Setelah itu Anda bisa pensiun dengan nyaman.”

“Dalam tempo lima puluh tahun Anda pasti akan pensiun sebagai seorang milyarder kaya raya, saya jamin itu karena saya seorang professor mata kuliah dan sangat paham dengan urusan ini.” Nelayan tersebut mendengarkan dengan sangat seksama dan penuh rasa hormat. Di akhir pemaparan professor itu, dia lalu bertanya, “Tapi Tuan, apa yang akan saya lakukan dengan uang yang sangat banyak nanti?” Professor Amerika tertegun untuk beberapa saat, anehnya professor ini tidak pernah memikirkan rencana bisnisnya sampai sejauh ini. Satu-satunya hal yang terlintas dalam pikirannya adalah bagaimana cara untuk menghasilkan lebih banyak uang, tapi tidak pernah terpikir olehnya untuk apa uang tersebut akan digunakan.
Professor itu kemudian menjawab, “Dengan uang itu nanti Tuan bisa pensiun, santai. Mungkin bisa liburan di kampung nelayan yang tenang dan nyaman, seperti kampung ini contohnya. Anda bisa membeli perahu kecil dan pergi menangkap ikan untuk bersenang-senang di pagi hari dan pulang di siang hari untuk makan siang bersama istri Anda. Kemudian Anda bisa tidur siang dan bermalas-malasan atau bermain dengan anak-anak. Petang harinya Anda bebas pergi ke warung dan bersenang-senang dengan teman Anda.”

Nelayan tersebut menjawab “Tapi Tuan, bukankah itu semuanya seperti yang sudah saya lakukan saat ini?” Professor itu kemudian terdiam dan kehilangan kata-katanya.

Seringkali itulah yang terjadi, banyak orang ingin menjadi kaya raya agar mereka dapat hidup seperti orang miskin

Senin, 12 November 2012

Prinsip Cinta

 "Bila kamu mencintai dua orang sekaligus dalam satu waktu, pilih yang kedua. Karena bila kamu benar-benar mencintai yang pertama, kamu tidak akan jatuh cinta pada orang kedua."

Rabu, 03 Oktober 2012

Surat Untuk Bunda


Teruntuk Bundaku tersayang...

Dear Bunda...

Bagaimana kabar bunda hari ini? Smoga bunda baik-baik saja...nanda juga di sini baik-baik saja bunda... Allah sayang banget deh sama nanda. Allah juga yang menyuruh nanda menulis surat ini untuk bunda, sebagai bukti cinta nanda sama bunda....

Bunda, ingin sekali nanda menyapa perempuan yang telah merelakan rahimnya untuk nanda diami walaupun hanya sesaat...

Bunda, sebenarnya nanda ingin lebih lama nebeng di rahim bunda, ruang yang kata Allah paling kokoh dan paling aman di dunia ini, tapi rupanya bunda tidak menginginkan kehadiran nanda, jadi sebagai anak yang baik, nanda pun rela menukarkan kehidupan nanda demi kebahagiaan bunda. Walaupun dulu, waktu bunda meluruhkan nanda, sakit banget bunda....badan nanda rasanya seperti tercabik-cabik... dan keluar sebagai gumpalan darah yang menjijikan apalagi hati nanda, nyeri, merasa seperti aib yang tidak dihargai dan tidak diinginkan.

Tapi nanda tidak kecewa kok bunda... karena dengan begitu, bunda telah mengantarkan nanda untuk bertemu dan dijaga oleh Allah bahkan nanda dirawat dengan penuh kasih sayang di dalam syurga Nya.

Bunda, nanda mau cerita, dulu nanda pernah menangis dan bertanya kepada Allah, mengapa bunda meluruhkan nanda saat nanda masih berupa wujud yang belum sempurna dan membiarkan nanda sendirian di sini? Apa bunda tidak sayang sama nanda? Bunda tidak ingin mencium nanda? Atau jangan-jangan karena nanti nanda rewel dan suka mengompol sembarangan? Lalu Allah bilang, bunda kamu malu sayang... kenapa bunda malu? karena dia takut kamu dilahirkan sebagai anak haram... anak haram itu apa ya Allah? Anak haram itu anak yang dilahirkan tanpa ayah... Nanda bingung dan bertanya lagi sama Allah, ya Allah, bukannya setiap anak itu pasti punya ayah dan ibu? Kecuali nabi Adam dan Isa? Allah yang Maha Tahu menjawab bahwa bunda dan ayah memproses nanda bukan dalam ikatan pernikahan yang syah dan Allah Ridhoi. Nanda semakin bingung dan akhirnya nanda putuskan untuk diam.

Bunda, nanda malu terus-terusan nanya sama Allah, walaupun Dia selalu menjawab semua pertanyaan nanda tapi nanda mau nanyanya sama bunda aja, pernikahan itu apa sih? Kenapa bunda tidak menikah saja dengan ayah? Kenapa bunda membuat nanda jadi anak haram dan mengapa bunda mengusir nanda dari rahim bunda dan tidak memberi kesempatan nanda hidup di dunia dan berbakti kepada bunda? Hehe,,,maaf ya bunda, nanda bawel banget... nanti saja, nanda tanyakan bunda kalau kita ketemu

Oh ya Bunda, suatu hari malaikat pernah mengajak jalan-jalan nanda ke tempat yang katanya bernama neraka. Tempat itu sangat menyeramkan dan sangat jauh berbeda dengan tempat tinggal nanda di syurga. Di situ banyak orang yang dibakar pake api lho bunda...minumnya juga pake nanah dan makannya buah-buahan aneh, banyak durinya...yang paling parah, ada perempuan yang ditusuk dan dibakar kaya sate gitu, serem banget deh bunda.

Lagi ngeri-ngerinya, tiba-tiba malaikat bilang sama nanda, Nak, kalau bunda dan ayahmu tidak bertaubat kelak di situlah tempatnya...di situlah orang yang berzina akan tinggal dan disiksa selamanya. Seketika itu nanda menangis dan berteriak-teriak memohon agar bunda dan ayah jangan dimasukkan ke situ.... nanda sayang bunda... nanda kangen dan ingin bertemu bunda... nanda ingin merasakan lembutnya belaian tangan bunda dan nanda ingin kita tinggal bersama di syurga... nanda takut, bunda dan ayah kesakitan seperti orang-orang itu...

Lalu, dengan lembut malaikat berkata... nak,kata Allah kalau kamu sayang, mau bertemu dan ingin ayah bundamu tinggal di syurga bersamamu, tulislah surat untuk mereka... sampaikan berita baik bahwa kamu tinggal di syurga dan ingin mereka ikut, ajaklah mereka bertaubat dan sampaikan juga kabar buruk, bahwa jika mereka tidak bertaubat mereka akan disiksa di neraka seperti orang-orang itu.

Saat mendengar itu, segera saja nanda menulis surat ini untuk bunda, menurut nanda Allah itu baik banget bunda.... Allah akan memaafkan semua kesalahan makhluk Nya asal mereka mau bertaubat nasuha... bunda taubat ya? Ajak ayah juga, nanti biar kita bisa kumpul bareng di sini... nanti nanda jemput bunda dan ayah di padang Mahsyar deh... nanda janji mau bawain minuman dan payung buat ayah dan bunda, soalnya kata Allah di sana panas banget bunda... antriannya juga panjang, semua orang sejak jaman nabi Adam kumpul disitu... tapi bunda jangan khawatir, Allah janji, walaupun rame kalo bunda dan ayah benar-benar bertaubat dan jadi orang yang baik, pasti nanda bisa ketemu kalian.

Bunda, kasih kesempatan buat nanda ya.... biar nanda bisa merasakan nikmatnya bertemu dan berbakti kepada orang tua, nanda juga mohon banget sama bunda...jangan sampai adik-adik nanda mengalami nasib yang sama dengan nanda, biarlah nanda saja yang merasakan sakitnya ketersia-siaan itu. Tolong ya bunda, kasih adik-adik kesempatan untuk hidup di dunia menemani dan merawat bunda saat bunda tua kelak.

Sudah dulu ya bunda... nanda mau main-main dulu di syurga.... nanda tunggu kedatangan ayah dan bunda di sini... nanda sayang banget sama bunda....muach!